Jenis Sambungan Pipa – Di sebuah industri, penggunaan pipa tentulah hal yang biasa. Berbagai macam tipe dan jenis pipa digunakan untuk mengalirkan fluida dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Untuk melancarkan proses aliran fluida, dibutuhkan pipa dengan ukuran yang bervariasi dan menyesuaikan bentuk serta ukuran yang dibutuhkan.
Ketika menyambungkan pipa tersebut, dibutuhkan penyambung pipa. Tentunya terdapat beberapa jenis komponen pipa untuk fungsi tersebut, berikut diantaranya :
1. Sambungan Las (buttweld joint)
Pengunaan las dibutuhkan untuk menyambung 2 buah pipa. Sehingga jenis sambungan antar pipa ini cocok untuk pipa yang memiliki ukuran besar. Beberapa kelebihan dari penggunaan sambungan ini adalah ketahanan atas kebocoran yang bagus dan untuk memastikan kekedapan sambungannya, kualitasnya dapat dicek menggunakan radiography.
Sambungan ini juga memiliki kelemahan yaitu sambungan ini akan mempengaruhi aliran fluida. Hal ini dikarenakan las-lasan di dalam tidak dapat dikontrol dan dibersihkan. Sambungan ini banyak digunakan di sistem pemipaan dan tidak digunakan di utility water seperti untuk bersih-bersih karena ditakutkan logam akan tercampur dari las-an tersebut.
Baca juga : Jenis-Jenis Pipa dan Fungsinya
2. Sambungan Socket (socketweld pipe joint)
Untuk sambungan antar pipa jenis ini menggunakan soket, dimana pipa yang satu lebih besar dari pipa yang lain sehingga pipa yang lebih kecil dimasukkan ke pipa yang lebih besar. Penggunaan sambungan soket lebih mudah dipaskan. Hal ini karena socket tinggal dimasukkan pipa ke pipa yang lain.
Dan pipa ini tetap bersih karena tidak ada material dari las yang tertinggal di dalam pipa. Namun, kekurangan dari pipa jenis ini adalah kemungkinan adanya celah antar pipa yang akan menyebabkan korosi.
3. Sambungan Ulir (screwed pipe joint)
Penggunaan pipa jenis ulir sama dengan pipa ledeng. Untuk merekatkan 2 pipa, digunakan tipe ulir. Sambungan antar pipa jenis ini mudah diaplikasikan di lapangan dan sambungan ulir ini bisa diaplikasikan ketika penggunaan sambungan las tidak diijinkan dengan alasan mencegah terjadinya kebakaran.
Sambungan ulir bisa bocor jika penutup (seal) yang dipakai jelek. Jenis ini tidak dapat digunakan untuk pemakaian korosif dan dalam penggunaannya kekuatan pipa turun karena ulir sudah memakan ketebalan pipa.
4. Sambungan Flange (flange pipe joint)
Jenis ini juga umum digunakan dimana sambungan flange adalah sambungan yang menggunakan flange sebagai penghubung yang menghubungkan pipa yang satu dengan pipa yang lain.
Flange berfungsi sebagai mekanisme pengencangan yang tidak permanen dan bisa dibongkar pasang. Hal ini dibantu dengan baut untuk mengencangkan sambungan. Perawatan (maintenance) akan dilakukan ketika sambungan flange digunakan. Hal ini tentu untuk memudahkan proses bongkar pasang.
5. Sambungan Spigot (spigot socket pipe joint)
Sambungan spigot mirip dengan sambungan socket dimana itu dilakukan dengan memasukkan pipa satu ke pipa lainnya. Ciri-ciri penggunaan sambungan jenis ini adalah adanya galian di samping kanan atau kiri. Sambungan antar pipa jenis ini bagus untuk kedapan air dan dapat diaplikasikan di lapangan.
Pemasangan pipa yang tidak lurus dapat diakomodir menggunakan sambungan jenis ini hingga kemiringan 10 derajat. Namun, sambungan jenis ini memiliki kelemahan yaitu hanya mampu menahan tekanan yang rendah.
Baca juga : Jenis-Jenis Flange Pipa dan Fungsinya
6. Sambungan Butress End (buttress end pipe joint)
Sambungan antar pipa ini digunakan untuk non metal dengan memanfaatkan flange namun tidak ada penggunaan las. Hal ini semacam penggunaan flange seperti slip on. Penggunaan pipa untuk non metal dikarenakan fluida yang digunakan sangat korosif. Akibatnya, penggunaan metal akan mengikis dan akan korosif.
Itulah beberapa jenis sambungan antar pipa yang digunakan dalam industri. Mengenal jenis pipa yang sesuai adalah penting karena ketidaksesuaian sambungan akan mengakibatkan tidak berfungsinya sambungan sebagaimana mestinya dan akan berakibat fatal pada keselamatan.